MBG di Lubuk Linggau Jadi Penggerak Ekonomi Lokal dan Penguatan Pangan Daerah
Pemerintah menyadari betul pentingnya masa pertumbuhan sejak dini, MBG bukan sekedar pemenuhan makan
Minahasa, Sulawesi Utara (3/1) - Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Minahasa kembali menegaskan pentingnya penguatan kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi pembangunan jangka panjang. Melalui program ini, pemerintah berupaya memastikan bahwa anak-anak, ibu hamil, dan kelompok rentan mendapatkan akses terhadap makanan bergizi yang aman dan sesuai standar.
DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi program MBG kali di Kantor Lurah Rumoong Bawah, Kel. Rumoong Bawah, Kec. Amurang Barat, Kab. Minahasa Selatan, Senin, (1/12). Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mewujudkan generasi masa depan yang sehat, kuat, serta memiliki kemampuan bersaing dalam berbagai sektor kehidupan.
Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, menekankan bahwa program MBG merupakan bentuk komitmen kuat pemerintah dalam menyiapkan generasi yang lebih berkualitas di Minahasa. Ia menyebut bahwa perbaikan gizi bukan hanya agenda kesehatan, tetapi juga investasi jangka panjang bagi masa depan daerah.
“Perbaikan gizi adalah investasi untuk membangun generasi yang kuat, cerdas, dan siap menghadapi berbagai tantangan. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung pelaksanaan program ini agar manfaatnya benar-benar dirasakan sampai ke tingkat keluarga,” tutur Felly Estelita.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPRD Minahasa, Paulman Runtuwene, menegaskan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Menurutnya, keberhasilan MBG sangat dipengaruhi oleh sinergi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, lembaga pendidikan, serta tokoh masyarakat. Ia menyampaikan bahwa pola konsumsi sehat harus dibangun sejak dini melalui edukasi berkelanjutan.
“Kita perlu membangun kesadaran bahwa makanan bergizi adalah bagian dari gaya hidup sehat. Jika seluruh pihak bergerak bersama, Minahasa dapat menjadi contoh daerah yang berhasil menciptakan generasi unggul,” katanya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional, Abdullah Kamil, menegaskan bahwa program MBG tidak hanya menyentuh aspek pemenuhan makanan, tetapi juga membangun ekosistem pangan yang kuat dan berkelanjutan. Ia menyebut bahwa pelibatan petani, UMKM, dan produsen pangan lokal menjadi bagian penting dalam memperkuat rantai pasok.
“Kami ingin memastikan bahwa dampak program ini tidak hanya dirasakan pada peningkatan gizi, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi lokal,” tutupnya.
Melalui kolaborasi lintas sektor dan dukungan aktif masyarakat, Program MBG diharapkan mampu memperkuat fondasi kesehatan generasi Minahasa, sekaligus membuka kesempatan ekonomi yang lebih luas bagi pelaku usaha lokal.