Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Harus Terjaga untuk Percepatan Perbaikan Gizi Nasional
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Gangguan kecemasan menjadi salah satu hal yang tak bisa disepelekan. Selama masa pandemi COVID-19, masalah ini banyak diderita orang, termasuk di Indonesia.
Pada 2021, Kementerian Kesehatan membeberkan data jika ada kenaikan sebesar 6,8 persen orang yang mengalami gangguan kecemasan. Padahal di tahun sebelumnya, lebih dari 23.000 orang mengalami depresi.
Di tengah maraknya gangguan kecemasan dialami banyak orang, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indiana, Amerika Serikat mengumumkan hasil penelitian. Gangguan kecemasan bisa dideteksi melalui tes darah.
"Banyak orang menderita kecemasan yang bisa sangat melumpuhkan dan mengganggu kehidupan sehari-hari," kata Alexander Niculescu, ahli saraf psikiatri dari Universitas Indiana seperti dilaporkan Medical Daily.
"Memiliki sesuatu yang objektif seperti ini membuat kita dapat mengetahui keadaan terkini seseorang, risiko masa depan, serta pilihan pengobatan apa yang cocok," imbuhnya.
Tim peneliti melakukannya dengan merekrut pasien di pusat medis Indianapolis. Tujuannya adalah mencari korelasi tingkat kecemasan dan identifikasi biomarker darah spesifik terkait masalah mental.
Biomarker ini dapat didefinisikan sebagai respons biologis dari organisme dan memiliki karakteristik yang unik, hingga dapat membantu banyak hal dalam dunia kesehatan. Penelitian tersebut menemukan 19 biomarker darah yang dapat digunakan untuk meramal perubahan kecemasan.
"Pendekatan yang ada selama ini adalah berdialog dengan pasien tentang bagaimana perasaan sebagai cara mendiagnosis apakah mereka harus menjalani pengobatan. Tetapi beberapa obat penanganan kecemasan dapat membuat ketagihan yang justru menimbulkan lebih banyak masalah," jelas Niculescu.
"Kami ingin melihat apakah pendekatan kami untuk lima identifikasi biomarker darah dapat membantu mencocokkan orang dengan obat yang ada. Ini akan bekerja lebih baik dan bisa menjadi pilihan yang tidak membuat ketagihan."
Tes darah ini juga dapat memprediksi masalah kecemasan di masa depan dan diharapkan dapat membantu mencegah gangguan kecemasan sebelum orang-orang mengalaminya.