Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Harus Terjaga untuk Percepatan Perbaikan Gizi Nasional
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Perlu diakui memiliki anak dengan autisme bukanlah hal mudah, tak ada perawatan pasti tetapi terapi anak autis sangat dibutuhkan.
Ini karena autisme bukanlah sebuah gangguan bisa disembuhkan, tetapi melalui terapi anak mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik.
Dilansir dari Autism Society, autisme adalah kumpulan gangguan perkembangan bisa diliat sejak usia dini.
Autism Spectrum Disorder (ASD) yaitu gangguan perkembangan saraf ditandai dengan gangguan dalam komunikasi sosial, adanya keterbatasan minat dan perilaku berulang (Hodges, Fealko, & Soares 2020).
Autisme bisa terjadi sejak seseorang masih muda, biasanya akan terdeteksi saat memasuki usia 2-3 tahun.
Untuk anak autis, penelitian menunjukkan bahwa aktivitas berat selama lebih dari 20 menit membantu mengurangi perilaku stereotip, hiperaktif, dan agresif.
Olahraga tidak hanya membantu anak autis lebih terlibat dalam lingkungan, tetapi juga membantu mendorong penurunan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Melansir dari activeability.com, berikut kegiatan melatih fisik anak autis:
Ilustrasi anak autis menari mengikuti musik. Foto: Freepik
Menari
Menari adalah cara bagus memfasilitasi gerakan, memompa jantung, membangun kekuatan otot, dan meningkatkan keterampilan dalam koordinasi dan keseimbangan.
Bisa mendorong anak menari mengikuti musik favoritnya di rumah atau mengikuti kelas sesuai dengan kemampuan dan kesukaannya.
Berenang atau Bermain Air
Beberapa anak dengan masalah sensorik menyukai air. Bisa mendaftarkan anak dalam pelajaran berenang, terapi akuatik kelompok, atau sekadar menikmati bermain air bersama di kolam renang.
Penelitian menunjukkan bahwa terapi akuatik bisa meningkatkan keterampilan motorik dan kinerja fungsional pada anak ASD.
Pastikan mengikuti tindakan keamanan dan jangan pernah meninggalkan anak tanpa pengawasan.
Seni Bela Diri
Seni bela diri fokus pada pengembangan keterampilan seperti kesadaran tubuh, kekuatan, ketangkasan dan keseimbangan.
Penelitian menunjukkan bahwa intervensi berbasis seni bela diri bisa memberikan efek positif pada gejala dan fungsi anak-anak dan remaja penderita ASD, termasuk peningkatan interaksi sosial, keterampilan komunikasi, pengaturan diri, memori, kontrol postural, dan fungsi kognitif.
Melempar Bola
Kemampuan melempar bola penting dalam banyak olahraga, termasuk olahraga populer seperti netball dan rugby.
Latihan melempar bola meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, sedangkan melempar bola berbobot (medicine ball) bisa meningkatkan kekuatan.
Bisa berlatih melempar bola bersama anak, atau meminta mereka melemparkannya ke dinding, ke tanah, atau ke sasaran (misalnya ke dalam ring).
Melompat
Aktivitas melompat membantu meningkatkan kekuatan otot, kebugaran kardiovaskular, dan perkembangan tulang yang sehat.
Cobalah melompat di tempat untuk mencapai suatu sasaran (misalnya titik di dinding), melompat di atas trampolin, atau lompat bintang untuk menyertakan gerakan lengan.
Mulailah selalu lompatan dengan lutut ditekuk dan tekuk lagi lutut saat mendarat. Jika lompatan berjalan dengan baik, bisa melanjutkan ke lompatan.(*)