Ilustrasi kebiasaan begadang. Foto: freepik

Ada 5 Kebiasaan Khas Anak Muda Bisa Bikin Perut Buncit, Salah Satunya Scrolling Media Sosial

Kebiasaan sehari-hari rupanya bisa memicu perut menjadi buncit. Bahkan, kebiasaan membuat perut buncit ini sering dilakukan anak muda tanpa disadari lantaran kerap dianggap sepele. Akibatnya, ukuran perut membesar dari keadaan normal.

Dikutip dari The Standard, perut buncit terjadi karena ada penumpukan lemak di area tersebut. Perut bisa langsung buncit meski penumpukan lemak masih terbilang sedikit.

Lemak menumpuk di perut terdiri atas dua jenis. Pertama, lemak subkutan, yaitu lemak yang tersimpan di bawah lapisan kulit.

Kedua, lemak visceral, yakni lemak yang tersimpan di sekitar organ-organ di area perut. Dari kedua jenis lemak ini, lemak paling berpengaruh membuat perut menjadi buncit adalah lemak visceral.

Persoalannya, perut buncit bukan cuma membuat penampilan kurang menarik, namun juga berisiko untuk kesehatan. Penumpukan lemak di perut rentan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan serangan jantung.

Dikutip dari Eat This, Not That!, berikut kebiasaan anak muda bikin perut buncit tanpa disadari:

Begadang

Begadang seakan menjadi salah satu rutinitas anak muda, terlebih bagi mereka yang memiliki aktivitas begitu padat. Namun kurang tidur akibat begadang pada akhirnya bisa membuat berat badan naik dan perut buncit.

Menurut peneliti Wake Forest, pelaku diet tidur lima jam atau kurang memiliki lemak perut 2,5 kali lebih banyak. Sedangkan mereka tidur lebih dari delapan jam tidak memiliki lemak perut sebanyak itu.

National Sleep Foundation menyarankan tujuh hingga delapan jam tidur untuk kebanyakan orang dewasa.

Ilustrasi scrolling media sosial di tempat tidur. Foto: Freepik

Scrolling Media Sosial di Tempat Tidur

 

Sebuah studi Lighting Research Center di Rensselaer Polytechnic Institute menemukan bahwa cahaya dipancarkan dari gadget sebenarnya menekan produksi melatonin di otak. Ini adalah hormon tidur utama untuk tubuh, jadi ketika tubuh tidak cukup memproduksinya, bisa menderita komplikasi tidur yang memicu perut buncit.

Sering Nongkrong

Makan bersama teman-teman sembari bertukar cerita memang menjadi agenda menyenangkan bagi anak muda. Saat makan bersama orang lain, akan mengonsumsi rata-rata 44 persen lebih banyak makanan dibanding saat makan seorang diri.

Penelitian diterbitkan jurnal Nutrition menemukan bahwa makanan yang dimakan dengan satu orang lain akan meningkat 33 persen dibanding saat makan sendirian. Jika makan bersama empat, enam, hingga lebih delapan orang, maka Anda bisa menyantap makanan sebanyak 96 persen lebih banyak.

Makan Terlalu Sedikit

Mungkin berpikir makan dalam porsi sedikit bisa menjadi solusi efektif menurunkan berat badan. Namun, hal tersebut keliru.

 

"Hal ini tidak hanya dapat menyebabkan peningkatan hasrat dan berpotensi merasa lebih tidak terkendali di sekitar makanan, tetapi kelaparan dapat memperlambat metabolisme Anda melalui termogenesis adaptif," kata Lisa Moskovitz, ahli diet terdaftar di NY Nutrition.

Terdistraksi saat Makan

Melakukan kegiatan sembari menyantap makanan, seperti menonton televisi, membaca buku, atau bermain media sosial di ponsel, kebiasaan ini yang memicu timbul perut buncit.

Menurut ahli gizi Leslie Schiling, ketika pikiran berfokus pada hal lain selain makanan, maka akan kesulitan mengidentifikasi apakah benar-benar kenyang setelah makan.

"Makan di meja Anda, bermain-main di dunia maya, atau menonton televisi. Ketika pikiran berfokus pada sesuatu selain makanan, Anda tidak menyadari hal-hal seperti 'Apakah makanannya benar-benar enak?' dan 'Apakah saya mulai kenyang?' Ini sering mengarah pada 'makan berlebihan', yang tidak begitu diperhatikan," ungkapnya.

Gangguan saat menyantap makanan inilah pada akhirnya mengonsumsi lebih banyak makanan menyebabkan tumpukan lemak di perut bertambah.(*)

Artikel Terkait