Ilustrasi anak main gadget. Foto: Freepik

Berapa Lama Anak Boleh Screen Time, Ini Pendapat Ahli

Di benak orangtua kerap muncul pertanyaan kapan anak diperbolehkan menggunakan gadget atau gawai, dan berapa lama durasi anak boleh bermain gadget. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 2019 telah mengeluarkan pedoman tentang "screen time" pada anak usia balita atau bayi di bawah lima tahun.

Dilansir dari theAsianParent, Screen time adalah istilah digunakan untuk menjelaskan waktu yang digunakan menatap layar elektronik, baik itu televisi, komputer, ponsel pintar, tablet digital hingga permainan video.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendefinisikan screen time sebagai istilah digunakan untuk menjelaskan jumlah waktu yang dihabiskan berinteraksi dengan televisi, komputer, ponsel pintar, tablet digital, hingga permainan video.

Dampak Screen Time Berlebihan

Dilansir dari theAsianParent, beberapa dampak buruk screen time berlebihan pada anak yang perlu diwaspadai:

1. Anak lebih mudah stres

2. Tidak baik bagi kesehatan mata

3. Meningkatnya resiko obesitas

4. Berbahaya bagi otak dan tumbuh kembang anak

5. Membuat anak menjadi malas berpikir

6. Mengalami masalah kesehatan tertentu

7. Kemampuan bersosialisasi berkurang dan hilangnya empati

8. Adanya gangguan tumbuh kembang

Waktu Penggunaan Gawai

Menurut pedoman WHO, bayi di bawah usia 1 tahun tidak boleh terpapar layar elektronik.

Sedangkan anak-anak antara usia 2 hingga 5 tahun tidak boleh melihat layar gawai selama lebih dari satu jam setiap harinya.

Menurut WHO, membatasi atau bahkan dalam beberapa kasus menghilangkan waktu bermain dengan gawai pada anak-anak di bawah usia 5 tahun akan menghasilkan orang dewasa lebih sehat.

Badan kesehatan milik PBB tersebut menegaskan bahwa pembatasan pemakaian gawai hanya bagian kecil dari solusi menghasilkan orang dewasa lebih sehat.

WHO juga menyarankan anak-anak lebih banyak berolahraga dan tidur. Menurut mereka, hal-hal tersebut akan membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan lebih baik dan mencegah obesitas serta penyakit saat remaja dan dewasa.

"Mencapai kesehatan untuk semua berarti melakukan yang terbaik sejak awal kehidupan manusia," ungkap Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jendral WHO dikutip dari New York Times.

Anak usia dini adalah periode perkembangan yang cepat dan masa ketika pola gaya hidup keluarga dapat disesuaikan untuk mendorong peningkatan kesehatan," imbuhnya.(*)

Artikel Terkait