Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Harus Terjaga untuk Percepatan Perbaikan Gizi Nasional
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Banyak orang mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan kondisi kesehatan. Vitamin, mineral, herbal, dan probiotik adalah jenis suplemen membantu kesehatan.
Vitamin dan suplemen berfungsi mengisi kebutuhan tubuh yang tidak bisa didapatkan dari makanan.
Bahkan, sebagian orang mengombinasikan beberapa jenis suplemen. Alih-alih mendapatkan hasil optimal, kombinasi suplemen tidak sesuai ternyata bisa menimbulkan efek samping berbahaya bisa menimbulkan risiko kesehatan.
Menurut hasil penelitian United States Food and Drug Administration (FDA), efek suplemen bervariasi dari orang ke orang dan bergantung pada banyak variabel, termasuk jenis, dosis, frekuensi penggunaan, dan interaksi dengan obat digunakan.
Melansir Halodoc, vitamin dan suplemen adalah sama-sama berfungsi memberikan asupan nutrisi untuk tubuh, tetapi ternyata keduanya memiliki perbedaan.
Vitamin sudah pasti tergolong sebagai suplemen, tetapi tidak semua suplemen mengandung vitamin di dalamnya.
Suplemen adalah cara terbaik membantu dengan sejumlah penyakit. Namun, berhati-hatilah. Ada sejumlah suplemen tidak boleh diminum secara bersamaan.
Penyebab mengapa beberapa suplemen tidak boleh dikonsumsi bersamaan mencakup banyak alasan. Seperti, mengganggu penyerapan mineral lebih kecil ditemukan dalam multivitamin, menangkal khasiatnya, atau meningkatkan gejala tidak biasa lainnya.
Mengutip Health.com sudah ditinjau secara medis oleh ahli diet tersertifikasi, Allison Herries, RDN, berikut kombinasi suplemen tidak boleh dicampur lantaran berisiko menimbulkan efek samping:
Magnesium dan Kalsium
Menggabungkan kedua mineral tersebut mengakibatkan penurunan penyerapan magnesium jika Anda mengonsumsi kalsium dosis sangat tinggi (2.600 mg setiap hari).
Mengonsumsi suplemen kalsium disarankan sebelum tidur, bukan saat makan. Itu karena mengonsumsi suplemen kalsium saat makan berdampak negatif terhadap jumlah magnesium dikonsumsi.
Vitamin C dan Tembaga
Vitamin C bisa menciptakan kolagen maupun protein yang membantu menyembuhkan luka. Sementara tembaga mineral terlibat dalam produksi energi dan membantu menciptakan jaringan ikat tubuh.
Ada beberapa bukti bahwa mengonsumsi Vitamin C dalam jumlah tinggi bisa mengurangi penyerapan tembaga dalam tubuh.
Zat Besi dan Teh Hijau
Zat besi diketahui menjadi bagian mineral penting dari sel darah merah mentransfer oksigen dari paru-paru ke jaringan lain.
Mengombinasikan teh hijau dengan zat besi bisa mengurangi penyerapan mineral dalam tubuh. Meski efeknya tidak signifikan bagi kebanyakan orang, namun alangkah baiknya mengonsumsi secara terpisah.
Tembaga dan Seng
Kombinasi suplemen berbahaya lainnya adalah tembaga dan seng. Seng mengurangi kemungkinan tembaga terserap dalam tubuh.
Oleh karena itu, pasien cenderung mengalami kelelahan, kepekaan terhadap dingin, dan tulang rapuh.
Jika diperlukan, suplemen tembaga dan seng harus diminum selang waktu dua jam untuk memaksimalkan peluang penyerapannya.
Vitamin D, E, dan K
Penelitian menunjukkan bahwa penyerapan Vitamin K seseorang bisa berkurang ketika vitamin lain yang larut dalam lemak seperti Vitamin E dan Vitamin D dikonsumsi bersamaan.
Praktisi kesehatan menyarankan agar suplemen Vitamin D, E, dan K dikonsumsi di jam terpisah memaksimalkan penyerapan tubuh.(*)