Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Harus Terjaga untuk Percepatan Perbaikan Gizi Nasional
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Dalam setiap tahapan usia, anak membutuhkan stimulasi atau rangsangan berbeda. Begitupula anak usia dini, stimulasi yang diberikan harus sesuai dengan tahapan usianya. Hal itu diungkapkan oleh Psikolog Anak, Ine Indriani, M.Psi.
Menurutnya stimulasi anak usia dini adalah memberikan rangsangan (bahkan sejak dalam kandungan) dilakukan dengan penuh kasih sayang melalui metode bermain menyenangkan yang berguna merangsang area fisik (sistem saraf, indra, motorik kasar dan halus), kognisi (daya pikir), emosi dan sosial anak usia dini.
Prinsip-prinsip stimulasi anak usia dini disesuaikan dengan usia perkembangan anak, dilakukan dalam suasana menyenangkan, dengan metode bermain dan dilakukan terutama oleh orangtua.
"Orangtua hadir saat memberikan stimulasi," jelas Ine dikutip dari republika.com.
dr. Lisa Pangemanan, Sp.A(K), M.Kes mengatakan ada beberapa kemampuan dasar anak dirangsang dengan stimulasi terarah. Misalnya, kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.
Selain itu, menstimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar perlu diperhatikan yaitu dilandasi rasa cinta dan kasih sayang, dan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
"Orangtua perlu menujukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya," kata Lisa dikutip dari kumparan.com.
Stimulasi kecerdasan anak sangat penting dilakukan oleh orangtua untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Mulai dari dalam kandungan hingga usia 12 tahun, anak akan melewati tumbuh kembang secara bertahap, sehingga stimulasi dilakukan sesuai dengan usia anak.
1. Stimulasi 1.000 Hari Pertama Hingga 2 Tahun
Seribu hari pertama anak dihitung dari masa kehamilan sang ibu. Kecerdasan anak dapat distimulasi sejak dalam kandungan. Dari 1.000 hari pertama hingga 2 tahun ini sering disebut sebagai golden period.
Ajak bicara dan dengarkan musik
Luangan waktu ajak bicara sang janin. Selain ibu, janin diajak bicara oleh ayah dan anggota keluarga lainnya.
Mendengarkan musik akan menstimulasi pendengaran janin dan membuatnya rileks. Dianjurkan musik klasik atau jenis musik yang bisa menenangkan.
Bonding time
Menstimulasi kemampuan motorik dan sensoriknya, serta memperkuat ikatan emosional anak dengan orangtua, meningkatkan kemampuan sosial dan komunikasi, dan baik untuk imunitasnya.
Rutin Mengajak Bicara
Mengajak bicara anak usia 0-2 tahun dapat menstimulus kemampuan bahasanya. Anak mengenal banyak kosa kata dan mencoba mengatakannya.
Bahkan IQ anak yang sering diajak berbicara bisa lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang jarang diajak berbicara.
2. Stimulasi Kecerdasan Anak Usia 2-6 Tahun
Mulai memberikan mainan mengasah pikiran, membaca buku, menjelajah alam, hingga aktivitas lain menumbuhkan kreativitas anak.
Mainan Tepat
Contohnya, mainan pengenalan bentuk, mainan balok, mainan menyortir berbagai hal, mewarnai, melakukan permainan menirukan profesi, dan lainnya.
Kembangkan Kreativitas Anak
Mengembangkan kreativitas anak bisa membuat anak mempunyai pemikiran out of the box atau berbeda dari anak-anak biasanya. Seperti ajak anak mewarnai, melukis, menyusun berbagai hal dengan lego dan sebagainya.
Menjelajah Alam
Kegiatan ini bisa membuat pengetahuan anak bertambah dan membuatnya lebih cepat mengetahui banyak tentang alam.
3. Stimulasi Kecerdasan Anak Usia 6-9 Tahun
Pada usia ini, anak mendapatkan pendidikan dari sekolah dan mendapatkan ilmu dari lingkungannya.
Awal memasuki usia 6 tahun, harus menekankan hal-hal tidak boleh dilakukan dan boleh dilakukan. Tidak hanya tentang pengetahuan, kecerdasan emosional anak sangat penting dimilikinya.
Ajarkan mereka tentang norma-norma agama, norma bersosialisasi, cara berteman dengan baik dan sebagainya. Harus tetap mengawasi perkembangan pengetahuan dan perilaku anak, jangan lepas tangan hanya karena mereka sudah bersekolah.
4. Stimulasi Kecerdasan Anak Usia 9-12 Tahun
Umumnya, anak usia 9-12 tahun duduk di kelas 4,5 dan 6 Sekolah Dasar (SD).
Anak usia 9-12 tahun biasanya mempunyai ciri-ciri yang khas yaitu perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari, rasa ingin tahu tinggi, ingin belajar dan realistik, timbul minat-minat pada pelajaran-pelajaran khusus.
Selain itu, anak memandang nilai sebagai ukuran tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah, dan suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup bermain bersama dengan membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.(*)