Ilustrasi buang air kecil. Foto: Freepik

Stres Bisa Bikin Sering Buang Air Kecil, Ini Penjelasannya

Kala sedang gugup atau stres kemungkinan sering buang air kecil. Keinginan buang air kecil tiba-tiba datang dan berulang. Alhasil bolak balik ke kamar mandi biasa disebut overactive bladder (OAB). Orang awam menyebutnya beser.

Sebagian besar mungkin menganggap OAB sebagai dorongan aneh, tidak bisa dijelaskan, sebagai kebiasaan tidak bisa diatasi. Kenyataannya, keadaan tersebut cukup umum alami.

Stres Memicu Sering Buang Air Kecil

Dikutip dari Science ABC, hubungan antara buang air kecil dan stres bukan hanya terjadi pada manusia melainkan telah diamati pada hewan.

Para peneliti mengamati dan mempelajari perilaku tersebut baik dalam kondisi alami maupun kondisi eksperimental. Dalam pengujian laboratorium, peneliti menggunakan tikus menentukan hubungan atau korelasi antara sensitivitas kandung kemih dan stres.

Mereka memaparkan kelompok tikus jantan pada stres kronis dalam waktu tujuh hari penuh. Peneliti menemukan bahwa setelah terus-menerus terpapar stres kronis, tikus mengalami penurunan kapasitas kandung kemih dan peningkatan kapasitas berkemih.

Ini berarti bahwa mereka tidak dapat menahan kencing dan mereka memiliki kebutuhan buang air kecil. Hal yang sama diamati pula di alam liar. Seekor rusa lari dari kejaran harimau sering mengompol saat melarikan diri.

Ini terjadi karena mereka dihadapkan pada bahaya dan tekanan situasi yang tiba-tiba dan tidak terduga. Saat terkena stresor, otot melepaskan zat yang dikenal sebagai hormon CRF.

Pelepasan CRF dari hipotalamus adalah langkah pertama dari respons stres yang akhirnya menghasilkan sintesis dan pelepasan glukokortikoid seperti kortisol.

Dalam pengaturan yang stabil, otot kandung kemih menjadi rileks sampai kandung kemih terisi. Namun, meski kandung kemih sudah terisi, tetap bisa mengontrol saat buang air kecil. Tetapi sistem kontrol itu akan terganggu ketika seseorang stres.

Kandung kemih memiliki reseptor M2 spesifik untuk CRF. Pelepasan CRF terjadi saat terkena stres kemudian menganggu kontrol hormonal kandung kemih.

Begitu kandung kemih mendeteksi pelepasan CRF dari hipotalamus, itu akan direspons dengan berkontraksi yang akan menghasilkan dorongan kuat atau bahkan berlebihan untuk buang air kecil.

Penyebab Sering Buang Air Kecil

Menurut Healthline, orang sehat buang air kecil sekitar empat hingga 10 kali per hari. Rata-rata frekuensi biasanya enam hingga tujuh kali dalam periode 24 jam.

Frekuensi buang air kecil dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, di antaranya usia, berapa banyak minum air, apa yang diminum, hingga kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau infeksi saluran kemih.

Dirangkum dari berbagai sumber, penyebab terlalu sering buang air kecil di antaranya:

1. Minum terlalu banyak

Melansir SELF, semakin banyak cairan diminum maka semakin banyak pula cairan keluar lewat air seni atau urine.

Setiap harinya, rata-rata orang dianjurkan minum setidaknya delapan gelas per hari atau sekitar 2 liter.

2. Konsumsi minuman diuretik

Minuman seperti kopi, soda dan teh bisa membuat Anda lebih sering buang air kecil karena bertindak sebagai diuretik. Maksudnya, jenis-jenis minuman tersebut bisa meningkatkan urgensi buang air kecil.

3. Infeksi saluran kemih

Menurut WebMD, ini adalah penyebab paling umum dari sering buang air kecil.

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri menginfeksi ginjal, kandung kemih, atau saluran yang menghubungkan organ-organ tersebut satu sama lain dan ke luar tubuh.

Ketika menderita kondisi ini, kandung kemih akan membengkak dan tidak bisa menahan banyak urine. Para penderita mungkin mengalami urine mereka berwarna keruh, berdarah, atau berbau aneh.

4. Kondisi Kehamilan

Pada trimester pertama kehamilan, volume darah ibu hamil akan meningkat, sehingga ginjal harus bekerja dengan kelebihan cairan yang masuk ke kandung kemih. Kondisi ini bisa berlanjut hingga trimester kedua.

Seorang ibu hamil tidak hanya berpotensi mengalami buang air kecil lebih sering, tetapi juga bisa mengeluarkan sedikit urine ketika melakukan hal-hal seperti tertawa, bersin, atau mengangkat barang.

5. Fibroid rahim

Fibroid rahim adalah pertumbuhan jaringan non-kanker di dalam atau luar rahim dan banyak dialami perempuan usia subur. Kondisi ini terkadang membuat penderitanya lebih sering buang air kecil, terutama ketika fibroid menjadi lebih besar dan menekan kandung kemih.

6. Kandung kemih terlalu aktif

Pada kondisi ini, seseorang akan sulit mengontrol keinginannya untuk buang air kecil. Ketika cairan menumpuk di kandung kemih, sinyal saraf dari kandung kemih ke otak biasanya memicu otot dasar panggul dan otot uretra untuk rileks. Kondisi ini memungkinkan kandung kemih berkontraksi dan mengeluarkan urine.

7. Interstitial Cystitis

Pada dasarnya, interstitial cystitis adalah kondisi ketika "kabel" di dalam tubuh menyilang dan memberi tahu otak bahwa perlu buang air kecil saat kandung kemih penuh.

8. Konsumsi makanan dan minuman mengiritasi kandung kemih

Kopi, alkohol, teh, minuman berkarbonasi, makanan pedas, buah jeruk, produk berbahan tomat, dan cokelat semuanya bisa menyebabkan iritasi kandung kemih.

Penyebabnya, makanan dan minuman tersebut bisa bersifat asam, pada akhirnya mengiritasi kandung kemih. Namun, hal ini tentu tidak terjadi pada semua orang.

9. Gangguan fungsi dasar panggul

Ada berbagai jenis gangguan fungsi dasar panggul. Gangguan dasar panggul menyebabkan sering buang air kecil bisa disebabkan beberapa hal, seperti melahirkan atau penuaan.

10. Diabetes 

Penderita diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2, mungkin lebih sering buang air kecil. Hal itu terjadi karena kelebihan gula dapat menumpuk di darah, akhirnya membuat ginjal bekerja lebih banyak menyaring dan menyerapnya.

Ketika ginjal tidak dapat menangani beban ekstra ini, gula akan masuk ke dalam urine bersama dengan cairan dari jaringan-jaringan lain dan itu membuat penderita diabetes harus lebih sering buang air kecil.

11. Kapasitas kandung kemih kecil

Rata-rata kandung kemih bisa menampung antara 1,5 hingga 2 cangkir cairan sekaligus. Namun, beberapa orang memiliki kapasitas kandung kemih lebih kecil dan hanya bisa menampung cairan kurang dari itu.

Hal itulah menyebabkan pemilik kandung kemih kecil lebih sering buang air kecil.(*)

Artikel Terkait