Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Harus Terjaga untuk Percepatan Perbaikan Gizi Nasional
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Kentang merupakan umbi-umbian kaya vitamin, mineral, serta nutrisi penting bagi tubuh.
Melansir Eat This, bahan pangan ini mengandung karbohidrat kompleks, serat, dan berbagai fitokimia atau zat nutrisi dari tumbuhan membantu menangkal penyakit.
Serupa dengan apel, kentang memberikan serat ganda, yakni serat larut dari dagingnya serta serat tidak larut dari kulit tipisnya. Makanan dengan kandungan serat larut dan tidak larut bisa menjadi sumber pereda sembelit.
Rendah kalori, tinggi kandungan air, disertai serat dan protein dalam jumlah sedang, menjadikan kentang cocok dikonsumsi saat menurunkan berat badan. Sebab, sejumlah nutrisi tersebut membantu tubuh lebih cepat kenyang, sehingga nafsu makan lebih terkontrol.
Meski begitu, kentang merupakan bahan utama dalam banyak makanan tidak sehat, seperti kentang goreng dan keripik kentang.
Menurut Eat This, berikut 5 efek samping memakan kentang terlalu banyak.
1. Picu Sakit Perut
Satu kentang berukuran sedang dengan kulitnya mengandung 4 gram serat, tidak hanya membuat merasa kenyang dengan memperlambat pencernaan, tetapi membantu menjaga segala sesuatunya bergerak, sehingga mencegah sembelit.
Karena kentang tinggi pati (dan karenanya karbohidrat) bisa menyebabkan gas saat dimakan dalam jumlah banyak.
Ilustrasi mengonsumsi keripik kentang. Foto: Freepik
2. Kentang Goreng Tingkatkan Risiko Kematian
Konsumsi kentang goreng terlalu sering bisa memperpendek usia seseorang, makan kentang goreng secara berlebihan meningkatkan risiko kematian lebih cepat.
Pernyataan ini dibuktikan dengan suatu penelitian diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition. Penelitian melibatkan sebanyak 4.400 orang, berusia 45-79 tahun, berlangsung selama 8 tahun. Selama studi berlangsung, pola makan peserta selalu dipantau oleh peneliti.
Pada tahun kedelapan, setidaknya ada 236 orang peserta penelitian ini meninggal dunia. Sebagian besar dari mereka miliki kebiasaan makan kentang goreng atau keripik kentang setiap minggunya.
3. Bisa Picu Kenaikan Berat Badan
Sebuah studi tahun 2014 menemukan bahwa orang makan 5 hingga 7 porsi kentang seminggu kehilangan jumlah berat sama dengan mereka tidak memasukkannya ke dalam makanan mereka.
Jika menikmati dalam jumlah sedang dan memasaknya dengan cara yang sehat.
Produk kentang goreng dan hidangan kentang diisi dengan krim asam, keju, dan mentega, mengandung lebih banyak kalori daripada kentang hanya dipanggang dengan sedikit minyak zaitun.
Akhirnya, kebiasaan ini meningkatkan berat badan secara drastis.
4. Gula Darah Meningkat
Meskipun kentang dianggap sebagai karbohidrat "kompleks" yang sehat, tetap bisa meningkatkan gula darah.
Intinya, tubuh mengubah karbohidrat menjadi gula disebut glukosa. Hormon insulin membantu mengangkut gula ini ke sel sehingga tubuh bisa menggunakannya sebagai energi.
Perlu dicatat bahwa varietas kentang mungkin lebih kecil kemungkinannya meningkatkan gula darah daripada yang lain.
Selain itu, kentang utuh dengan kulitnya memiliki GI lebih rendah daripada kentang tumbuk atau potong dadu tanpa kulit. Membiarkan kentang menjadi dingin sebelum dimakan dapat menurunkan GI.
GI atau Glycemic Index atau Indeks Glikemik (IG) adalah nilai yang dipakai untuk mengukur pengaruh asupan makanan bisa berdampak peningkatan kadar gula darah. GI bisa mengelompokkan makanan dengan nilai glikemik rendah, sedang, hingga besar.
5. Alami Tekanan Darah Tinggi
Kentang mengandung tiga mineral utama berhubungan dengan penurunan tekanan darah: kalium, kalsium, dan magnesium.
Sebuah penelitian mengatakan bahwa kentang sebenarnya bisa memiliki efek sebaliknya yaitu meningkatkan tekanan darah jika mengonsumsinya secara berlebihan.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa perempuan makan kentang rebus, panggang, atau tumbuk empat kali atau lebih dalam seminggu memiliki 11 persen peningkatan risiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi) dibandingkan dengan orang makan sayuran bertepung kurang dari sekali sebulan.
Peningkatan itu bahkan lebih signifikan 17 persen bagi mereka mengonsumsi kentang goreng lebih dari tiga kali dalam seminggu.(*)