Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Harus Terjaga untuk Percepatan Perbaikan Gizi Nasional
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Memiliki bentuk tubuh ideal merupakan impian hampir semua orang terutama perempuan. Berbagai cara dilakukan demi bisa mendapatkan bentuk tubuh ideal yang diharapkan, mulai dari olahraga hingga diet.
Salah satu metode diet adalah diet intermittent fasting atau diet puasa. Diet intermittent fasting adalah pola makan terbagi dua periode yaitu makan dan puasa.
Dikutip dari Healthline, pola ini tidak menentukan makanan apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, melainkan lebih pada mengatur waktu makan.
Diet ini diklaim dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme, hingga memperpanjang angka harapan hidup.
Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten bisa lebih bermanfaat daripada sekadar diet, bisa mengurangi peradangan dan memperbaiki kondisi seperti: penyakit alzheimer, radang sendi, asma, multiple sclerosis, dan stroke.
Berikut cara diet intermittent fasting dikutip dari Healthline.
Metode 16/8
Metode ini mengharuskan berpuasa setiap hari selama 16 jam. Sisa 8 jam bisa digunakan sebagai waktu makan.
Metode ini dikenal sebagai protokol Leangains dan dipopulerkan oleh ahli kebugaran, Martin Berkhan.
Metode ini cukup mudah dan sederhana dilakukan. Anda cukup tidak mengonsumsi apa pun setelah makan malam dan melewatkan sarapan. Yang pasti, hitung puasa selama 16 jam.
Selama puasa, bisa mendapatkan asupan air seperti air mineral, kopi, dan minuman nol kalori lainnya. Cara ini bisa membantu mengurangi rasa lapar.
Diet 5:2
Metode ini membagi hari berpuasa dalam satu pekan. Selama lima hari dalam sepekan, Anda dipersilakan makan dengan normal. Sementara selama dua hari sisanya, Anda diminta membatasi asupan hingga 500-600 kalori.
Pada hari-hari puasa, perempuan dianjurkan mengonsumsi 500 kalori dan laki-laki sebanyak 600 kalori. Sejumlah studi menemukan diet ini efektif membantu menurunkan berat badan.
Eat-stop-eat
Metode ini mengharuskan menjalani puasa selama 24 jam penuh dalam sepekan. Lakukan puasa 1-2 kali dalam sepekan.
Misalnya, makan malam terakhir pada Senin pukul 19.00 WIB, maka harus berpuasa sampai Selasa pukul 19.00 WIB.
Selama berpuasa, bisa mendapatkan asupan air, seperti air mineral, kopi, dan minuman nol kalori lainnya, asalkan tidak mengonsumsi makanan padat.
Metode ini cukup sulit dilakukan, bisa memulai puasa selama 14-16 jam, dan tambah durasi puasa secara perlahan hingga mencapai 24 jam penuh.
Alternate-day fasting
Dalam metode ini, disarankan berpuasa setiap hari. Selama berpuasa, tetap diperbolehkan mengonsumsi makanan asalkan dalam batas 500 kalori. Diet jenis ini terlalu ekstrim dan tak disarankan bagi pemula.
Warrior diet
Warrior diet dipopulerkan oleh ahli kebugaran Ori Hofmekler. Diet ini mengharuskan berpuasa atau membatasi makanan sepanjang hari, kecuali malam hari.
Siang hari mengonsumsi buah dan sayuran utuh. Di malam hari, dipersilakan menikmati makan besar selama waktu empat jam.
Demi kesehatan, sebaiknya konsultasi dengan dokter sebelum menjalani diet intermittent fasting di atas.(*)