Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Harus Terjaga untuk Percepatan Perbaikan Gizi Nasional
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Media sosial baru-baru ini dihebohkan dengan cara menurunkan berat badan secara instan tanpa berolahraga dan tanpa mengubah pola makan yaitu dengan menggunakan es batu, disebut dengan Ice Hack Diet.
Tentu saja, diet ini menimbulkan rasa penasaran dan banyak pertanyaan, khususnya para ahli kesehatan.
Ice Hack Diet
Istilah Ice Hack Diet berasal dari gagasan bahwa orang dengan suhu tubuh bagian dalam yang rendah dapat memetabolisme lemak lebih baik.
Dikutip dari USA Today, mereka yang mengikuti Ice Hack Diet akan meminum segelas air es sebelum tidur dan konon bisa menurunkan suhu tubuh.
Mereka yang menjalani ice hack diet akan minum segelas air es sebelum tidur disebut bisa menurunkan suhu tubuh. Selanjutnya, minum suplemen penurunan berat badan. Suplemen tersebut terdiri dari 6 zat, yakni alga emas, kacang dika, daun drumbstick, jeruk bigarade, jahe dan kunyit.
Dua zat diantaranya dikenal memiliki manfaat kesehatan dan aman, meski tidak terkait dengan penurunan berat badan. Sementara empat zat lainnya hanya memiliki sedikit data atau penelitian mengenai keamanan dan khasiatnya.
Meski begitu, suplemen tersebut laris manis di Amerika Serikat setelah popularitasnya meningkat di internet.
Ilustrasi es batu. Foto: Freepik
Cara Kerja
"Seperti beberapa suplemen lainnya, ini adalah kisah peringatan hati-hati pembeli," kata Kate Zeratsky, ahli gizi terdaftar di Mayo Clinic di Rochester, MN.
Cara kerjanya "Diet bekerja berdasarkan peran suhu tubuh dan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu inti tubuh, yang merupakan bagian dari metabolisme dasar kita," jelas Zeratsky.
Dalam ice hack diet ini, pengaturan suhu tubuh seperti itu dikatakan terjadi dengan makan es atau minum air yang sangat dingin dan dengan mengonsumsi suplemen.
Sementara itu, kandungan suplemen pendukung diet ini menargetkan suhu tubuh dengan sejumlah kandungannya seperti alga emas, kacang dika, daun pohon paha, jeruk bigarade, jahe dan kunyit.
Terlepas dari klaim perusahaan, Zeratsky mengatakan tidak ada data yang dapat diandalkan soal berbagai kandungan tersebut.
"Kacang dika mungkin memiliki efek pencahar dan penurun glukosa darah,” katanya.
"Tetapi orang mengonsumsi obat diabetes atau mereka yang berencana atau pulih dari operasi diperingatkan untuk tidak meminumnya karena dapat menyebabkan kadar glukosa darah rendah," tambah pakar kesehatan ini.
Sedangkan jahe dan kunyit memang tergolong aman sebagai kandungan suplemen tapi tidak ada data signifikan soal manfaatnya menurunkan berat badan.
Apakah Aman?
Sejumlah influencer mengklaim diet ini bisa menurunkan berat badan secara efektif. Namun para ahli mengatakan tidak ada hal membuktikan jika diet tersebut benar-benar berguna, dan tidak ada tanda bahaya dari cara tersebut.
“Kualitas, kemurnian, ketepatan dosis dan kontaminan potensial menjadi perhatian karena ini merupakan produk yang tidak diatur," jelas Zeratsky.
Jen Messer, seorang konsultan nutrisi dan ahli diet terdaftar mengatakan minum air yang sangat dingin atau mengunyah es memang bisa meningkatkan metabolisme.
Meski demikian, tidak ada bukti ilmiah mendukung klaim bahwa diet es efektif menurunkan berat badan.
"Teorinya adalah tubuh membakar kalori dengan menggunakan energi menghangatkan dan/atau mencairkan es untuk mencapai suhu tubuh sambil juga memberikan rasa kenyang," tandasnya.
Menurut Messer, penelitian telah mengeksplorasi efek tersebut dengan hasil tidak meyakinkan. Messer memperingatkan agar tidak mengunyah es karena dapat menyebabkan masalah gigi.
Lebih lanjut, Messer merekomendasikan mempertahankan pola makan seimbang, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan berfokus pada kebiasaan gaya hidup secara keseluruhan.
"Ini adalah cara lebih efektif mengelola dan mengoptimalkan metabolisme," saran Messer.(*)