Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Harus Terjaga untuk Percepatan Perbaikan Gizi Nasional
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Penyakit kuning menjadi kondisi medis yang paling umum ditemukan pada bayi baru lahir. Penyebabnya beragam, diantaranya rhesus dan golongan darah janin berbeda dengan ibu.
Golongan Darah Tidak Sama
Penyakit kuning yang disebabkan kadar bilirubin tinggi disebut hiperbilirubin.
"Bilirubin adalah zat yang normal ada dalam tubuh kita," ujar dokter spesialis anak, dr. Yaulia Yanrismet, Sp.A dikutip dari CNN Indonesia.
Bilirubin berasal dari pemecahan sel darah merah, lalu masuk ke hati kemudian mengalami proses metabolisme. Kemudian zat ini dikeluarkan melalui feses dan urine.
Ada banyak penyebab bayi kuning. Salah satunya berhubungan dengan golongan darah ibu yang tidak cocok dengan golongan darah bayi.
Kondisi kuning terjadi akibat antibodi ibu menyerang sel darah merah di tubuh bayi. Sel darah merah sendiri berperan besar dalam mengatur kadar bilirubin.
"Risiko kuning dapat meningkat bila golongan darah ibu adalah O, sedangkan golongan darah bayinya A, B, atau AB," ujar Yaulia.
Rhesus Picu Bayi Kuning
Tak hanya itu, rhesus berperan memicu kondisi kuning pada bayi.
Rhesus golongan darah antara ibu dan janin dikandungannya berbeda bisa mengancam keselamatan nyawa bayi. Karena itu, calon ibu perlu mengecek rhesus darahnya.
Sistem penggolongan darah memiliki empat jenis, yaitu ABO (golongan darah A,B, AB, dan O). Sedangkan dalam sistem rhesus golongan darah terbagi menjadi dua, yaitu rhesus positif dan rhesus negatif.
Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya protein antigen D di permukaan sel darah merah.
Perbedaan rhesus dalam sel darah merah bisa meningkatkan risiko bayi kuning. Misal, ibu dengan rhesus negatif, sedangkan bayi memiliki rhesus positif.
Perbedaan golongan darah dan rhesus bisa menjadi faktor risiko hiperbilirubin berat.
Bilirubin pada bayi disebut normal jika nilai rata-ratanya berada di bawah 12 mg/dL. Semakin bertambah usia, toleransi bilirubin akan semakin tinggi atau sekitar 15 mg/dL.
Jika nilai bilirubin bayi melebihi angka 15 mg/dL, maka bayi harus segera dievaluasi dan menjalankan terapi.
Kondisi bayi kuning masih terbilang normal usia lebih dari 24 jam hingga 14 hari. Jika terjadi di atas usia 14 hari maka kondisi kuning disebut tidak normal.(*)