Masjid Al Aqsa. Foto: Shutterstock

Sejarah Berdirinya Masjid Al Aqsa di Palestina, Situs Suci Bersejarah Umat Islam

Masjid Al Aqsa membetot perhatian dunia lantaran serbuan pasukan Israel ke tempat peribadatan umat Islam.

Penyerbuan dikecam lantaran Masjid Al Aqsa adalah situs suci bersejarah bagi umat Islam di dunia. Terlebih ada banyak jamaah beribadah di sana.

Masjid Al Aqsa berada di kompleks Temple Mount atau Haram Al Sharif di Kota Tua Yerusalem. Area yang dikenal dengan sebutan Kompleks Masjid Al Aqsa itu kerap menjadi pusaran konflik antara Israel dan Palestina.

Kompleks suci ini adalah salah satu tempat bersejarah tertua di dunia setelah Masjidil Haram. Selain itu, Masjid Al Aqsa pernah menjadi arah kiblat pertama bagi umat Islam di seluruh dunia sebelum bergeser ke Mekkah.

Pendiri Masjid Al Aqsa

Melansir CNBCIndonesia, ada sejumlah pendapat berbeda dari ulama. Ulama Ibnu Katsir, Ath Thabari, dan Al Qurthubi menyebutkan bahwa Masjid Al Aqsa pertama kali dibangun oleh malaikat atas perintah Allah SWT.

Namun, sebagian besar ulama meyakini bahwa sosok pertama membangun Masjid Al Aqsa adalah Nabi Adam AS dilanjutkan Nabi Ibrahim AS.

Setelah Nabi Ibrahim AS, Nabi Sulaiman AS membangun Masjid Al Aqsa dengan bangunan yang besar, kuat, dan indah. Namun, Masjid Al Aqsa dibangun Nabi Sulaiman AS roboh setelah 370 tahun akibat diserbu bangsa Babilonia.

Di sisi lain, ada pendapat mengatakan bahwa Masjid Al Aqsa pertama kali dibangun oleh khalifah kedua Islam, Umar bin Khattab setelah kedatangannya ke Yerusalem.

Mengutip laporan Middle East Eye, Masjid Al Aqsa mengalami banyak renovasi dan perluasan. Hal ini termasuk saat era Dinasti Ummayad, Abbasiyah, dan Kekaisaran Ottoman.

Sementara itu, melansir dari The Times of Israel, tentara Muslim awalnya muncul di sekitar Yerusalem pada 637 Masehi. Saat itu, sosok bertanggung jawab atas Yerusalem adalah wakil pemerintah Bizantium, Patriark Sophronius dan pemimpin Gereja Kristen.

Sophronius disebut-sebut menolak menyerahkan Yerusalem meskipun banyak pasukan Muslim mengepung kota itu. Namun, ia hanya bersedia menyerahkan Yerusalem jika Umar bin Khattab datang.

Setelah mendapatkan permintaan tersebut, Umar bin Khattab meninggalkan Madinah dan pergi sendirian menuju Yerusalem dengan satu keledai dan satu asisten.

Setibanya di Yerusalem, Umar bin Khattab disambut Sophronius dan diajak berkeliling kota termasuk Gereja Makam Suci.

Ketika waktu salat tiba, Sophronius mengajak Umar bin Khattab untuk salat di dalam gereja. Namun, pemimpin Islam tersebut menolak.

Umar bin Khattab bersikeras bahwa jika ia salat di gereja, umat Islam akan menggunakannya sebagai alasan mengubah gereja menjadi masjid. Artinya, tindakan ini bisa membuat situs suci umat Kristen terampas.

Sebagai gantinya, Umar bin Khattab salat di luar gereja, yakni di sisi selatan kompleks Al Aqsa. Di tempat itulah Masjid Al-Aqsa dibangun.

Pada awalnya, Masjid Al Aqsa diberi nama Al Qibli berarti Masjid Kiblat. Nama tersebut sesuai dengan kondisi Masjid Al Aqsa pernah menjadi arah kiblat pertama bagi umat Islam di seluruh dunia sebelum bergeser ke Mekkah.

Setelah berdiri tegak, Masjid Al Aqsa mengalami serangkaian renovasi dan perluasan sepanjang sejarahnya. Pada 661-750 SM, Dinasti Umayyah memperbaiki bangunan ini, kemudian dilanjutkan Khalifah Abassiyah, Dinasti Fatimiyyah, Dinasti Ayyubi, dan Kekaisaran Ottoman.

Meskipun melalui berbagai renovasi dan pembangunan, masjid ini berdiri di kompleks Al Aqsa. Selain Masjid Al-Aqsa, di area ini juga terdapat Dome of The Rock dan Tembok Ratapan.

Dome of the Rock atau Baitul Maqdis adalah tempat yang menjadi pijakan Nabi Muhammad saat Isra Mi'raj atau perjalanan menuju langit ke tujuh alias Sidratul Muntaha, sementara itu Tembok Ratapan diyakini umat Yahudi sebagai satu-satunya kuil kedua bertahan usai dihancurkan Romawi.

Ilustrasi suasana di Masjid Al Aqsa. Foto: Shutterstock

Al Aqsa, Palestina, dan Israel

Menyadur Detik.com, pada tahun 1948, Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara dan merebut 85 persen Yerusalem, bagian timur, termasuk Kota Tua.

Setelah perang Timur Tengah tahun 1967, disebut oleh Palestina sebagai Naksa atau "kemunduran", Israel menganeksasi Yerusalem Timur dan daerah sekitar masjid Al Aqsa.

Yordania dan Israel mencapai kesepakatan bahwa Amman akan terus mempertahankan bagian dalam situs tersebut, sementara Israel akan mengontrol bagian luarnya.

Sejak itu, pemukim Israel terus berkembang dalam serangan mereka ke masjid, sering kali diapit oleh pasukan Israel yang bersenjata lengkap.

Setelah pendudukan tahun 1967, Israel memperketat kendalinya atas penduduk Palestina, dengan Al Aqsa muncul sebagai simbol perlawanan Palestina.

Sampai hari ini, Masjid Al Aqsa terus dilindungi oleh warga Palestina sebagai tugas nasional.

Sementara kehadiran Israel meningkat di sana dipandang sebagai upaya mengklaim kepemilikan negara dan agama atas situs tersebut, sekaligus menghapus sejarah dan budaya Palestina pada saat bersamaan.(*)

Artikel Terkait