Sosialiasi Makan Bergizi Gratis. Foto: Istimewa

Kolaborasi Daerah dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal Lewat Program MBG di Minahasa

Minahasa, Sulawesi Utara (3/12) - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Minahasa Selatan tidak hanya menyasar peningkatan kesehatan masyarakat, tetapi juga membuka ruang kolaborasi dalam memperkuat ekonomi lokal. Hal ini terlihat dalam sosialisasi program MBG yang menghadirkan pemerintah daerah, DPRD, dan Badan Gizi Nasional, yang bersama mendorong pemanfaatan produk lokal sebagai bagian dari rantai pasok MBG.

Wakil Ketua DPRD Minahasa Selatan, Paulman Runtuwene, menegaskan bahwa MBG memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Menurutnya, keterlibatan pelaku usaha kecil, petani, dan produsen makanan lokal menjadi elemen penting agar program ini tidak hanya berdampak bagi penerima manfaat, tetapi juga bagi perekonomian daerah.

“Dengan kerja sama dan kepedulian kita semua, Minahasa Selatan dapat menjadi contoh daerah yang berhasil membangun generasi sehat dan sejahtera,” ujar Paulman Runtuwene saat sosialisasikan program MBG di GMAHK-7, Rumoong Bawah, Amurang Barat, Minahasa Selatan, pada Senin, (1/12).

Paulman juga menyoroti pentingnya edukasi mengenai kesehatan dan gizi sebagai bagian dari perubahan perilaku masyarakat. Ia menyampaikan bahwa upaya menghadirkan makanan bergizi tidak akan berhasil tanpa pemahaman yang kuat dari masyarakat tentang pentingnya konsumsi sehat. Karena itu, ia mendorong peran aktif lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, hingga gereja dalam memberikan pemahaman yang tepat mengenai gaya hidup sehat.

Menmabahkan, Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Tuntuwene menyampaikan pentingnya perbaikan gizi sejak dini untuk mendorong lahirnya generasi emas suatu bangsa. Nutrisi yang tercukupi semakin mendorong tumbuh kembang yang optimal dari setiap individu.

“Perbaikan gizi adalah investasi jangka panjang untuk mewujudkan Indonesia Emas,” jelas Felly Estelita Runtuwene.

 

Kemudian, Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional, Abdullah Kamil, menekankan bahwa MBG dibangun dengan pendekatan ekosistem, di mana setiap unsur masyarakat dapat mengambil bagian. Ia memaparkan bahwa pemberdayaan petani dan UMKM lokal menjadi kunci dalam pengembangan rantai pasok.

“Program MBG membuka permintaan baru bagi produk pangan lokal dan menciptakan peluang usaha bagi pelaku makanan dan minuman di daerah,” jelasnya.

Dengan kolaborasi pemerintah daerah, DPRD, BGN, dan masyarakat, implementasi MBG di Minahasa Selatan diharapkan mampu memberikan manfaat ganda untuk menyehatkan masyarakat serta menggerakkan ekonomi lokal. Sinergi ini menjadi langkah penting untuk menjadikan Minahasa sebagai wilayah yang mampu menghadirkan kemandirian pangan sekaligus mencetak generasi masa depan yang lebih kuat.

 

Artikel Terkait