MBG di Lubuk Linggau Jadi Penggerak Ekonomi Lokal dan Penguatan Pangan Daerah
Pemerintah menyadari betul pentingnya masa pertumbuhan sejak dini, MBG bukan sekedar pemenuhan makan
Memiliki kulit wajah bersih, sehat dan terawat membuat perempuan makin percaya diri. Demi mendapatkannya, tak sedikit perempuan rutin melakukan perawatan. Salah satu perawatan yang dilakukan yakni eksfoliasi.
Eksfoliasi atau exfoliating merupakan prosedur mengangkat penumpukan sel kulit untuk menghilangkan sumbatan minyak dan kotoran di pori-pori penyebab komedo. Pengelupasan sel kulit mati di permukaan kulit terluar seperti wajah, leher, lengan hingga kaki.
Tapi menurut Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arini Astasari Widodo, Sp.KK menjelaskan saat kulit berjerawat dan sedang meradang tidak disarankan melakukan eksfoliasi, karena alih-alih kulit bersih, tindakan ini hanya membuat kulit dan jerawat semakin meradang.
“Saat berjerawat saya tidak menyarankan untuk eksfoliasi, apalagi kalau jerawatnya lagi meradang, karena kan kulit cenderung sensitif kalau lagi seperti itu," ujar dr. Arini seperti dikutip dari suara.com.
Eksfoliasi dapat menyebabkan munculnya breakout di wajah. Breakout dapat ditandai dengan munculnya jerawat, kemerahan, dan iritasi.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut penyebab breakout setelah melakukan eksfoliasi:
1. Kulit Sedang Membersihkan Kotoran
Bahan aktif dalam produk eksfoliasi, seperti alpha hydroxy acid (AHA), beta hydroxy acid (BHA), dan retinol dapat mempercepat proses regenerasi atau pergantian sel kulit.
Kandungan tersebut mengeluarkan kotoran dan komedo di kulit. Saat regenerasi, kulit terasa seperti mengalami breakout. Padahal, munculnya jerawat merupakan efek dari purging atau purge (pembersihan).
Kondisi ini normal dan membaik setelah 3-4 minggu atau sesuai proses pergantian sel kulit seseorang.
2. Eksfoliasi Berlebihan
Disarankan melakukan eksfoliasi sebanyak 2-3 kali seminggu agar kulit tetap sehat dan tidak muncul breakout.
3. Menggunakan Eksfoliator yang Salah
Ada dua jenis eksfoliator yang umum digunakan untuk mengangkat sel kulit mati, yakni physical dan chemical.
Physical exfoliator menggunakan bahan-bahan seperti butiran skrub atau masker peel off.
Sedangkan chemical exfoliator menggunakan bahan kimia seperti toner atau serum yang mengandung AHA dan BHA.
Agar tak muncul breakout, Anda harus memilih eksfoliator sesuai jenis kulit. Untuk kulit berminyak dan berjerawat, pilihlah chemical exfoliator yang mengandung salicylic acid.
Bagi pemilik kulit kering gunakan chemical exfoliator mengandung AHA dan BHA.
Sedangkan untuk kulit kombinasi, Anda bisa menggunakan physical exfoliator dengan butiran skrub lembut atau menggunakan chemical eksfoliator yang mengandung AHA dan BHA.
4. Skin Barrier Terganggu
Kulit memiliki lapisan pelindung atau biasa disebut dengan skin barrier. Pelindung kulit ini bisa melemah jika Anda menggunakan skincare atau produk perawatan kulit yang kurang tepat.
5. Tidak Menggunakan Tabir Surya
Ketika melakukan eksfoliasi, sel-sel kulit mati akan terkelupas. Dampaknya kulit wajah akan menjadi lebih tipis dan sensitif sementara waktu. Setelah eksfoliasi, Anda wajib menggunakan tabir surya.
Lantas, bagaimana mengatasi breakout tanpa repot? Berikut caranya dirangkum dari berbagai sumber:
• Bersihkan wajah secara rutin, saat bangun tidur dan sebelum tidur.
• Mengurangi asupan makanan olahan tinggi glikemik. Sebaliknya, perbanyak mengonsumsi makanan utuh, seperti biji-bijian utuh (roti dan pasta gandum utuh, beras merah), kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan.
• Minum air minimal 2 liter setiap hari untuk menjaga kulit tetap terhidrasi dengan baik.
• Hindari menyentuh wajah atau cuci tangan terlebih dahulu bila ingin menyentuh wajah.
• Cari cara yang bisa membantu mengelola stres Anda secara efektif, seperti melakukan hobi, berolahraga, meditasi, atau menghabiskan waktu di alam terbuka.
• Usahakan tidur yang cukup, yaitu 7-9 jam setiap malam.(*)