Ilustrasi penderita skizofrenia. Foto: Freepik

Peringati Hari Skizofrenia Sedunia, Runtuhkan Stigma yang Keliru Terhadap Penderitanya

Setiap tanggal 24 Mei diperingati sebagai Hari Kesadaran Skizofrenia sedunia atau lebih dikenal dengan Hari Skizofrenia.

Skizofrenia merupakan penyakit gangguan mental cukup serius, dimana orang yang mengalaminya menjadi tidak mampu berinteraksi sosial, melumpuhkan produktivitas serta tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan.

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, baik perempuan maupun pria. Namun, pada pria gejalanya cenderung muncul di usia yang lebih muda.

"Pada tahap awal, penyakit ini sulit dideteksi. Pihak keluarga pasien umumnya juga menganggap ODS (Orang Dengan Skizofrenia) layaknya orang normal yang sedang punya masalah saja. Rata-rata pasien datang ke dokter dua tahun setelah timbul gejala," jelas dr. A. A. Agung Kusumawardhani, SpKJ (K) dikutip dari Detik.com.

Gejala dan Penyebab Skizofrenia

Oleh karena itu, penting mengetahui gejala dan penyebab skizofrenia. Ini dapat meningkatkan kesadaran jika ada orang di sekitar kita yang mengidap penyakit tersebut.

Mengutip dari laman Healthline, penyebab skizofrenia tidak diketahui secara pasti tetapi para peniliti percaya hal itu mungkin disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, genetik, dan lingkungan.

Gejala skizofrenia pada dasarnya bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahannya. Meski begitu, ada beberapa tanda dan gelaja yang mudah dikenali dikutip dari berbagai sumber:

1.     Halusinasi

Ditandai dengan sering mendengar, melihat, mencium dan merasakan hal-hal yang tidak nyata.

2.     Delusi

Penderita kerap memiliki keyakinan kuat akan sesuatu hal yang salah, seperti merasa orang lain ingin mencelakakan atau membunuh dirinya.

3.     Pikiran Kacau dan Ucapan Membingungkan

Sering kesulitan mengatur pikirannya sendiri, bahkan sering mengeluarkan ucapan yang tidak masuk akal dan terdengar membingungkan.

4.     Masalah Kognitif

Mengalami gejala berupa sulit fokus dan konsentrasi serta tidak dapat memproses informasi untuk membuat keputusan dengan baik

5.     Gerakan Tidak Teratur

Mereka sering kali melakukan gerakan yang sama berulang kali atau berlebihan.     

Penanganan Skizofrenia

Penderita skizofrenia biasanya dirawat oleh psikiater atau psikolog. Perawatan di rumah sakit diperlukan agar kebersihan, kebutuhan nutrisi, serta keamanan pasien terjamin.

Selain itu, ada pengobatan dengan meminum obat yang terkenal dengan sebutan antipsikotik.

“Obat ini tidak menimbulkan kecanduan, cara kerjanya hanya mengendalikan gejala dan mengembalikan fungsi daya pikir sang pasien yang menurun," jelas dokter spesialis kejiwaan, dr. A. A. Agung Kusumawardhani, SpKJ (K).

Beri dukungan ODS

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), skizofrenia telah memengaruhi lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia.

Mengutip dari National Today, peringatan Hari Skizofrenia tahun ini menjadi momen untuk meruntuhkan stigma terhadap pengidap skizofrenia, yang terkadang digambarkan keliru.

Peringatan ini juga didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kepedulian terhadap skizofrenia dan para pengidapnya. Sehingga ODS dapat melanjutkan kehidupannya dengan lebih baik dan mendapat dukungan penuh dari lingkungan sekitarnya.(*)

 

Artikel Terkait