MBG di Lubuk Linggau Jadi Penggerak Ekonomi Lokal dan Penguatan Pangan Daerah
Pemerintah menyadari betul pentingnya masa pertumbuhan sejak dini, MBG bukan sekedar pemenuhan makan
Istilah bekerja di rumah atau work from home (WFH) menjadi populer belakangan ini. Bekerja di rumah muncul kala pandemi virus Covid-19 melanda yang bertujuan mengurangi kontak sosial agar minim risiko terpapar virus corona.
Meski kini status pandemi Covid 19 telah menjadi endemi, namun beberapa perusahaan masih memberlakukan WFH. Banyak keuntungan dari WFH, seperti bisa lebih efisien waktu dan tenaga. Para pekerja tidak perlu melakukan perjalanan ke kantor sehingga dapat mengurangi kemacetan.
Belakangan muncul dorongan untuk diterapkan WFH kembali. Dorongan ini karena perubahan sosial dampak era teknologi. Hal tersebut diungkapkan Sosiolog sekaligus Guru Besar Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Sutinah, Dra.,M.S.
“Dulu semasa saya, bekerja itu adalah bekerja di kantor, orang tidak dianggap bekerja kalau tidak di kantor. Dan, sekarang mengalami perubahan setelah perkembangan IT,” jelas Sutinah seperti dikutip dari laman Unair.
Dampak Buruk Bekerja dari Rumah
Dikutip dari berbagai sumber, dampak buruk WFH antara lain: susah memonitoring karyawan, banyak gangguan, miskomunikasi, dan tidak semua pekerjaan bisa dilakukan di rumah.
Di samping itu, tantangan bekerja di rumah yaitu kesulitan menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
Tips Sehat Bekerja dari Rumah
Dilansir dari laman India.com, bekerja dari rumah harus tetap fokus pada kesehatan.
Ada enam tips sehat bekerja dari rumah. Di antaranya minum air putih yang banyak, konsumsi makanan yang bergizi, lakukan latihan pernapasan, lakukan latihan peregangan, dan jangan lupa mengenakan kacamata saat berada di depan layar komputer.(*)