MBG di Lubuk Linggau Jadi Penggerak Ekonomi Lokal dan Penguatan Pangan Daerah
Pemerintah menyadari betul pentingnya masa pertumbuhan sejak dini, MBG bukan sekedar pemenuhan makan
Kebiasaan menggigit kuku mudah dijumpai, dan terkadang seseorang melakukannya tanpa alasan jelas demi mencapai kepuasan.
Melansir laman NLM.gov, kebiasaan menggigit kuku disebut onychophagia. Onychophagia adalah kondisi kronis yang sifatnya repetitif dan kompulsif, dan umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja namun tidak menutup kemungkinan dialami orang dewasa.
banyak faktor yang berperan dalam perkembangan kebiasaan mengigit kuku, mulai dari komponen genetik hingga kondisi kejiwaan yang mendasarinya.
Dalam beberapa kondisi, menggigit kuku atau nail biting bisa menjadi perilaku bersifat sementara, relatif tidak merusak, dan hanya memengaruhi penampilan kuku.
Bila kebiasaan menggigit kuku dibiarkan dalam jangka waktu lama, kondisi ini berisiko menyebabkan gangguan kesehatan.
Selain nyeri pada kuku dan kulit di sekitarnya, berikut efek samping kebiasaan menggigit kuku:
Melansir Healthline, berikut yang menjadi penyebab kebiasaan menggigit kuku:
1. Ketidaksabaran, Frustrasi, Kebosanan
Kebiasaan menggigit kuku sering dilakukan saat menunggu, frustrasi, atau bosan. Kebiasaan menggigit kuku menjadi sesuatu dilakukan untuk membuat kesibukan.
2. Konsentrasi
Kebiasaan menggigit kuku hanya kecenderungan linglung dan bukan pilihan sadar pada saat konsentrasi yang intens. Seseorang tidak menyadari bahwa ia menggigit kuku saat mencoba mengatasi suatu masalah.
3. Stres dan Kecemasan
Menggigit kuku menjadi kebiasaan saat gugup dan mungkin merupakan upaya menghilangkan stres dan kecemasan sementara. Misalnya, gangguan perhatian defisit hiperaktif, gangguan depresi mayor, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan lain-lain.
Meski demikian, tidak semua orang dengan gangguan ini memiliki kebiasaan menggigit kuku. Dengan cara yang sama, menggigit kuku tidak berarti seseorang memiliki gangguan psikologis.(*)