Ada 10 Gejala ADHD pada Anak, Ibu Harus Waspada

Masa anak-anak merupakan masa bermain. Tidak bisa diam, berlari-larian, bisa menjadi cara anak menikmati dunianya.

Terkadang, orangtua merasa khawatir melihat anak begitu aktif dan sulit fokus lantaran bisa dikaitkan dengan gangguan Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD).

Homeroom Pendidik Inklusi di Sekolah Cikal, Rr. Anjarsari menjelaskan bahwa ADHD merupakan gangguan perkembangan saraf membuat anak mengalami kesulitan memusatkan perhatiannya.

“ADHD itu sendiri adalah salah satu gangguan yang menyebabkan seseorang kesulitan dalam memusatkan perhatian. Ciri-cirinya antara lain sulit berkonsentrasi (inattention), gangguan dalam mengontrol gerakan (hyperactivity), serta memiliki hambatan dalam pengendalian diri (impulsivity),” jelas Anjar dalam keterangan tertulis Sekolah Cikal.

Dikutip dari Siloam, gangguan ADHD dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Dominan inatentif: pengidap ADHD kelompok ini akan kesulitan untuk fokus dan memusatkan perhatiannya terhadap satu hal.
2. Dominan hiperaktif-impulsif: pengidap ADHD kelompok ini akan bertindak hiperaktif dan impulsif (berbuat tanpa memikirkan dampaknya).
3. Kombinasi inatentif dan hiperaktif-impulsif: merupakan gabungan dari dua kelompok ADHD lainnya.

Menurut psikolog Dosen psikolog Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo, penyebab ADHD bisa bermacam-macam, terlebih jika seseorang mempunyai faktor risiko ADHD seperti genetik .

“Faktor genetik sebagai faktor risiko, karena mempunyai garis keturunan yang memang menderita ADHD,” kata Ratna dikutip dari Kompas.com.

Selain genetik, beberapa faktor risiko memicu ADHD:

• Cedera otak
• Kelahiran prematur
• Berat badan bayi baru lahir yang rendah
• Paparan zat kimia, seperti timah, ketika sang ibu dalam masa kehamilan
• Kebiasaan merokok serta mengonsumsi alkohol berlebih ketika sang ibu dalam masa kehamilan
• Kurangnya perhatian orang tua.

Melansir dari Healthline.com, gejala ADHD bisa mulai muncul saat anak berusia 7 tahun, berikut 10 gejalanya:

1. Fokus Diri Sendiri

Salah satu gejala umum ADHD adalah tidak mampu mengenali atau memahami kebutuhan orang lain. Cenderung fokus pada diri sendiri, cuma menuruti kemauan sendiri.

2. Suka Mengganggu

Anak dengan ADHD seringkali mengganggu orang lain. Seperti menyela obrolan atau mengikuti permainan dilakukan orang lain.

3. Tidak Sabar Menunggu Giliran

Menunggu merupakan kegiatan paling dibenci. Saat antre atau menunggu giliran, seorang anak ADHD dikenal tidak sabaran.

4. Gampang Rewel

Saat masih kecil, sering tantrum atau rewel berlebihan. Ia juga sulit mengendalikan emosinya dan gampang marah tanpa alasan yang jelas.

5. Gampang Gelisah

Anak dengan ADHD susah sekali disuruh duduk diam. Dia gampang sekali gelisah dan tidak bisa tenang.

6. Susah Bermain dengan Tenang

Bermain dengan tenang sangat sulit dilakukan anak dengan ADHD.

_{Ilustrasi anak susah fokus dan tidak bisa tuntas mengerjakan tugas. Foto: Freepik}

7. Susah Mengerjakan Sesuatu dengan Tuntas

Anak ADHD bisa memiliki banyak minat dan hobi. Hanya saja memiliki kesulitan menyelesaikan sesuatu sampai tuntas. Belum menyelesaikan satu hal, sudah berganti melakukan hal lain.

8. Susah Fokus

Anak dengan ADHD biasanya memiliki kesulitan memusatkan perhatian atau susah fokus.

9. Tidak Betah Melakukan Sesuatu Membuatnya Berpikir Keras

Anak tidak bisa tenang dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Tak pernah bisa menyelesaikan PR atau tugas sekolah.

Ini juga bisa jadi tanda ADHD. Segala sesuatu membutuhkan kemampuan mental untuk berpikir keras seringkali dihindari anak dengan ADHD ini.

10. Susah Mengikuti Instruksi

Anak dengan ADHD memiliki kesulitan dalam mengikuti instruksi atau menjalankan sebuah rencana. Sehingga ia sering melakukan banyak kesalahan, tapi ini bukan berarti ia pemalas atau kurang cerdas.

Setiap anak melewati masa tumbuh kembang dengan cara sendiri. Orangtua perlu lebih waspada bila anak menunjukkan gejala ADHD dalam kurun waktu lama dan berulang.(*)