Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Harus Terjaga untuk Percepatan Perbaikan Gizi Nasional
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Bandung, Jawa Barat (5/12) - Badan Gizi Nasional (BGN) kembali menggelar pelatihan bagi kelompok masyarakat sebagai upaya memperkuat kontribusi warga dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat ini dirancang untuk memberi pembekalan kompetensi yang relevan, mulai dari pengelolaan pasokan hingga penerapan standar kerja yang aman dan berkualitas.
Pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat ini digelar di Hotel Sari Ater Kamboti selama tiga hari pada 27-29 November 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh 200 peserta dari pengusaha kecil dan menengah, dengan tujuan meningkatkan kompetensi para peserta dan juga memberikan sertifikasi kepada pelaku UMKM/pengusaha kecil menengah.
Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat BGN, Tengku Syahdana, dalam sambutannya menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat adalah fondasi penting bagi keberhasilan program MBG. Ia menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan sekadar ruang berbagi pengetahuan, tetapi juga langkah strategis agar masyarakat mampu mengambil peran aktif dalam rantai penyediaan pangan bergizi.
“Kami ingin memastikan setiap pihak yang terlibat memiliki kemampuan yang benar-benar siap diterapkan. Program ini tidak hanya tentang penyediaan makanan, tetapi juga menggerakkan potensi masyarakat agar turut menikmati manfaat ekonomi dan sosial secara nyata,” ucap Tengku Syahdana.
Kemudian, Asosiasi Pengusaha Menengah Kecil Indonesia, Ronggo Cahyono menekankan bahwa kualitas pasokan sangat bergantung pada kemampuan pelaku usaha dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memastikan proses pengadaan berjalan efektif.
“Pengelolaan bahan harus dilakukan secara teliti agar kualitas tetap terjaga dan kegiatan produksi tidak terganggu,” jelasnya.
Senada, rekannya, Slamet Budiarto, menambahkan bahwa perencanaan bauran pasokan menjadi kunci bagi setiap pelaku usaha dalam menyediakan produk yang sesuai kebutuhan pelanggan. “Setiap pemasok perlu memahami karakteristik barang yang mereka kelola, mulai dari varietas, mutu, hingga cara penyimpanan,” ungkapnya.
Menambahkan, Febrianti Anggraeni memberikan pemahaman bagi peserta mengenai pentingnya menjaga keamanan lingkungan kerja, terutama dalam pengelolaan bahan pangan. “K3 bukan hanya aturan, tetapi budaya kerja yang harus dibangun agar seluruh proses produksi berlangsung aman dan berkualitas,” tegasnya.
Para peserta menunjukkan antusiasme selama mengikuti sesi pelatihan, diskusi, dan praktik. Mereka menilai kegiatan ini memberikan wawasan baru yang dapat langsung diterapkan dalam usaha masing-masing. Banyak peserta berharap pelatihan semacam ini dapat terus berlanjut sehingga kemampuan masyarakat dalam mendukung program MBG semakin berkembang.
Melalui pelatihan ini, BGN menegaskan kembali komitmennya untuk melibatkan masyarakat secara aktif dan memperkuat kapasitas mereka dalam mendukung keberlanjutan program MBG di berbagai daerah.