KH. Ma’ruf Amin dan Menteri Agama Resmikan Berdirinya Formula Santri
Formula Santri merupakan gagasan mulia dari Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin yang bertujuan untuk membangun
Jakarta Timur, (21/10) - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Lebih dari itu, MBG adalah wujud nyata komitmen negara terhadap rakyatnya. Kebijakan ini sejalan dengan amanat Pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi negara wajib menanggung anak terlantar dan keluarga miskin.
Hal itu selaras dengan pernyataan Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, yang menyebut bahwa program MBG adalah investasi mahal bangsa Indonesia untuk menjawab tantangan dimasa depan. Untuk itu kolaborasi bersama antar lintas sektor juga menjadi kunci dalam kelancaran program MBG disemua tempat.
“Program ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Kita ingin anak-anak Indonesia tumbuh sehat, kuat, dan berdaya saing. Generasi muda harus menjadi bagian penting dalam memastikan program ini berjalan berkelanjutan,” tutur Arzeti Bilbina.
Kualitas pangan dan gizi merupakan kunci utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Program Makan Bergizi Gratis juga sejalan dengan visi Indonesia 2045 yang menargetkan terciptanya generasi emas atau generasi yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.
Pengawasan ketat, termasuk audit independen, mutlak diperlukan agar rakyat percaya program ini dikelola dengan benar. MBG harus fleksibel, memungkinkan daerah menyesuaikan menu sesuai kebutuhan lokal. Dengan begitu, rakyat bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga bagian dari perencanaan dan evaluasi.
Dengan keterlibatan aktif rakyat dalam perencanaan dan evaluasi, MBG akan terus menjadi dialog hidup antara negara dan rakyat, bukan monolog yang diputus sepihak.
Menghentikan MBG sama saja dengan melawan aspirasi rakyat. Program ini telah membuktikan dirinya sebagai investasi masa depan bangsa bukan hanya dalam hal gizi dan pendidikan, tetapi juga budaya dan ekonomi lokal.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dimulai dari aspek fundamental, yakni dengan melakukan pemenuhan gizi sejak dini. Pencegahan stunting dan gizi buruk menjadi prioritas karena memiliki dampak signifikan terhadap tumbuh kembang anak dan potensi kecerdasannya di masa depan.